Renungan di Juma't Agung
Berani Terima Tantangan
Lukas 23:33-49
-----------------------------------------------
Ada satu ungkapan dalam dialek Jakarta yang cukup populer di kalangan lelaki utamanya, yaitu "Lo jual, gue beli!" Ungkapan itu secara sederhana hendak menyampaikan bahwa jika seorang lelaki ditantang untuk melakukan sesuatu-berkelahi, misalnya-maka pantang bagi lelaki itu untuk menolak tantangan tersebut.
Bacaan kita hari ini juga menampilkan situasi tersebut. Para pemimpin dan para prajurit melemparkan tantangan kepada Yesus untuk membuktikan semua hal yang pernah Yesus sampaikan (35, 37). Bahkan salah seorang penjahat yang disalibkan bersama Yesus pun melontarkan tantangan untuk membuktikan bahwa Yesus memang Mesias yang diutus Allah untuk menyelamatkan umat Israel (39).
Tantangan itu disampaikan kepada Yesus bukan tanpa alasan. Mereka ingat semua yang pernah Yesus sampaikan. Bagi mereka yang menolak Yesus, peristiwa penyaliban adalah antitesis dari semua hal yang pernah disampaikan oleh Yesus.
Mesias tidak mungkin mati dengan cara hina. Allah tidak mungkin meninggalkan Mesias. Jadi, ketika mereka dihadapkan pada fakta penyaliban Yesus, hal itu menggoncangkan pemikiran mereka. Tak ada cara lain yang lebih efektif untuk memancing Yesus membuktikan kemesiasan-Nya selain dengan memberikan tantangan.
Terhadap tantangan itu Yesus bergeming. Ia diam bukan karena takut. Tantangan itu diterima Yesus dengan cara yang sangat jitu. Alih-alih menjawab tantangan seperti yang mereka harapkan, Yesus mendemonstrasikan kemesiasan-Nya dengan menyatakan bahwa Ia dapat menentukan siapa yang berhak untuk ada bersama-Nya di dalam Firdaus (43).
Dalam kehidupan ini bisa jadi kita sering mendapat tantangan dari orang lain. Kita mungkin menanggapi tantangan itu dengan gegabah karena gengsi. Hari ini kita belajar untuk berani menerima tantangan bukan karena gengsi, tetapi karena itu adalah tanggung jawab kesaksian kita sebagai orang Kristen. Jadi, bersaksilah kepada sebanyak mungkin orang. [JCP]